Air mata itu, tangis itu, aku terisak. Begitu romantis. Hanya aku dan Engkau ditemani gelapnya malam.
Haru ini tak sanggup ku bendung. Kali ini rumah-Mu menjadi saksi, kutumpahkan diri ini pada tempat ku berbisik. Aku rindu pada-Mu kasihku.
Teringat kala itu, benar rasanya roda itu melingkar. Sekejap saja kau putar, semua berubah tak terduga akal. Apakah pesan yang Engkau kirim tak berselisih denganku? Yakinku selisih itu hanya dari bisik.
Hari ini aku kembali. Kembali mencoba meraih hati. Kan ku tanam dalam diri. Sampai semua kembali.
Selisih lain diri ini, gelar baru kusandang kesana-kemari. Tempat ini, debar itu, nikmat sekali. Baru kali ini kurasakan kembali, rasanya ingin lebih lama berdiri. Kehadapan-Mu kami kembali.
Banyak hal lalu-lalang, hanya ini yang aku tuliskan. Ku ikatkan disini, menambah saksi perasaan itu. Terima kasih Dora, kau telah menyelesaikan tugasmu dengan baik.
Kan kujaga erat hati ini. Lebih erat dari masa itu. Kumohon pada-Mu bimbinglah aku sekali lagi, sampai waktu memberi tahu sudah saatnya ku kembali. Padamu. Bertemu. Melepas rindu.
