- Orang Miskin Terlalu Banyak Menonton TV, Sedangkan Orang Kaya Membaca Buku
TV kita tahu sendiri, banyak hal-hal toxic didalamnya. Bukankah kita memiliki keyakinan bahwa orang kaya itu jahat dari TV?
Selalu digambarkan orang kaya di sinetron itu sombong, licik, jahat, dll. Padahal kenyataannya mereka humble kan?
Mereka juga ga suka pamer kog. Yang pamer itu, biasanya OKB.
Orang kaya mereka hampir tidak pernah menyentuh remot TV. Jarang sekali. Mereka sibuk invest ke otak mereka melalui baca buku, konsultasi ke mentor, kerja, dll. Hampir ga ada waktu untuk nonton TV. Kalau adapun, mereka gunakan untuk berkumpul dengan keluarga.
- Orang Miskin Digaji Berdasarkan Waktu, Sedangkan Orang Kaya Digaji Berdasarkan Value
Rata-rata orang yang uangnya ada di waktu, mereka tidak mungkin jadi orang kaya. Kenapa? Karena waktu mereka terbatas.Sedangkan orang kaya, semakin banyak value yang mereka berikan ke society, maka semakin banyak mereka make money. Dan value bisa ditambah, tanpa mengurangi waktu 1 detik pun.Maka dari itu ada pepatah yang pepatah ini hanya diketahui oleh orang-orang kaya.
"we're not working for money, money work for us".
- Orang Miskin Sok Pinter, Sedang Orang Kaya Humble
Orang miskin kalau kita tanya tentang politik, mereka tahu. Kita tanya tentang bisnis, mereka tahu. Kita tanya soal marketing, mereka tahu. Kita tanya soal MLM, mereka tahu. Kita tanya saham, mereka tahu.
Mereka tahu cara marketing, mereka tahu cara selling, mereka tahu pengurusan izin perusahaan, mereka tahu semuanya. Tapi ironisnya, saldo mereka di rekening segitu-segitu saja.
Sedangkan orang kaya, mereka selalu mengosongkan gelas ketika bertemu dengan orang baru. Mereka banyak diam, dan banyak mendengarkan.
Mereka belajar setiap hari. Dan tidak pernah sok pinter.
- Orang Miskin Mereka Tidak Take Action, Sedangkan Orang Kaya Mereka Take Action Secara Masiv
Orang miskin tahu semuanya, tapi mereka tidak pernah take action.
Orang kaya, semua ilmu yang dia dapat, dia langsung take action secara masiv.
Tulisan ini disadur dari Quora dan ditulis oleh Rido Aji Darmawan (pranala luar).